Saturday, March 30, 2019

Loh Mahfuz (Arab:لَوْحٍ مَحْفُوظٍ lauḥ maḥfūẓ )

Loh Mahfuz (Arab:لَوْحٍ مَحْفُوظٍ lauḥ maḥfūẓ ) adalah kitab tempat Allahmenuliskan segala seluruh catatan kejadian di alam semesta. Lauh Mahfuz disebut di dalam Al-Qur'an sebanyak 13 kali.

Sebutan lain dari Lauh Mahfuzh[]

Nama lain dari Lauh Mahfuzh berdasarkan Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
  • Induk Kitab (أم الكتاب, Ummu al-Kitab),
  • Kitab yang Terpelihara (كِتَابٍ مَّكْنُونٍ, Kitabbim Maknuun).

Surah Al-Waaqi'ah - سورة الواقعة

[56:78] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah]


56:78
56_78 Yang tersimpan dalam Kitab yang cukup terpelihara,
(Al-Waaqi'ah 56:78) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota | Bookmark | Muka Surat 537 - ٥٣٧

  • Kitab yang Nyata (كِتَابٍ مُّبِينٍ, Kitabbim Mubiin).

Surah An-Naml - سورة النمل

[27:75] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah]


27:75
27_75 Dan tiada sesuatu perkara yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan tertulis dalam Kitab yang terang nyata.
(An-Naml 27:75) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota | Bookmark | Muka Surat 383 - ٣٨٣

Gambaran Lauh Mahfuz[]

Menurut syariat Islam, Allah telah mencatat segala kejadian-kejadian di dalam Lauh Mahfuz, dari permulaan zaman sampai akhir zaman. Baik berupa kisah nabi dan rasulazab yang menimpa suatu kaum, pengetahuan tentang wahyu para nabi dan rasul, tentang penciptaan alam semesta dan lain-lain. Sekalipun jika kita tidak melihat segala sesuatu, semua itu ada dalam Lauh Mahfuz.
Wujud Lauh Mahfuz yang diyakini oleh para sahabat adalah sebidang papan atau tulang yang biasa ditulisi. Papan dan tulang itu hanya disebut lauh jika sudah ditulisi.
Lauh Mahfuz akan kekal selamanya karena ia termasuk makhluk yang abadi, selain Lauh Mahfuz makhluk abadi ada 'Arsysurganeraka, dan lain-lain.

Para Jin mencuri berita[ | ]

Allah telah menjadikan Lauh Mahfuz ini sebagai tempat untuk menyimpan segala rahasia di langit dan di bumi. Jin dari golongan setan akan berusaha untuk mencuri segala rahasia yang tertulis di dalamnya untuk menipu manusia. Di samping itu, mereka juga memiliki tujuan untuk memainkan aqidah manusia. Sebab itu Allah melarang manusia untuk mengetahui ramalan nasib, karena peramal itu dibantu oleh jin dan jin itu akan membisikkan hasil curian itu kedalam hati peramal. Jika ada setan yang berusaha mencuri berita, maka malaikat penjaga Luh Mahfuz akan melemparkan bintang ke arah pencuri berita tersebut, pelemparan ini yang kadang-kadang kita lihat dengan adanya bintang jatuh atau meteor.

Surah Al-Hijr - سورة الحجر

[15:16 - 15:18] - Ini adalah sebahagian dari keseluruhan surah. [Papar keseluruhan surah]


15:16
15_16 Dan demi sesungguhnya! Kami telah menjadikan di langit: bintang-bintang (yang berbagai bentuk dan keadaan) serta kami hiasi langit itu bagi orang-orang yang melihatnya.
(Al-Hijr 15:16) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota | Bookmark | Muka Surat 263 - ٢٦٣

15:17
15_17 Dan Kami pelihara (urusan) langit itu dari (masuk campur) tiap-tiap Syaitan yang kena rejam.
(Al-Hijr 15:17) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota | Bookmark | Muka Surat 263 - ٢٦٣

15:18
15_18 Kecuali Syaitan yang curi mendengar percakapan (malaikat di langit), maka ia diburu dan diikuti (dengan rejaman) api yang menyala, yang nyata kelihatan.
(Al-Hijr 15:18) | <Embed> | English Translation | Tambah Nota | Bookmark | Muka Surat 263 - ٢٦٣
Tidak banyak diketahui tentang Lauh Mahfuz dan para ulama jarang menjabarkannya dengan detail, karena ia adalah urusan alam gaib/rahasia Allah. Dalam Al-Quran pun, Luh Mahfuz disebut secara sepintas saja, tanpa penjelasan lebih lanjut. Sebagai contohnya dalam satu peristiwa yang amat bersejarah, ahli tafsir menyatakan Loh Mahfuz disebut berkaitan dengan Nuzul Al-Quran dari Loh Mahfuz ke Baitul Izzah (langit dunia) secara sekaligus yang terjadi dalam bulan Ramadan.

Tulisan pertama di Lauh Mahfuz

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda, “Ketika Allah menciptakan qolam, kemudian lauh, Allah memerintahkan qolam untuk mendatangi lauh.

Allah berfirman kepada qolam, “Wahai qolam”.
Qolam menjawab, “Aku sambut panggilan-Mu dan aku siap menerima perintah-Mu Ya Robbi”
Allah memberi perintah, “Tulislah pertama kali Bismillaahir rohmaanir rohiimi”.
Ketika qolam menulis “ba” keluarlah darinya cahaya yang menyinari segala sesuatu di malakut dari mulai ‘arsy sampai bumi. Bertanyalah qolam, “Ya Robbi ! Apakah “ba” ini ?”
Allah menjawab, “Ba ini adalah bariun liummati Muhammadin (pembebas untuk umat Muhammad)”
Allah memerintahkan pula qolam menulis “sin”.
Ketika qolam menulisnya, keluarlah dari lekukan-lekukannya beberapa cahaya. Cahaya yang satu memancar ke ‘arsy, yang satu ke kursi dan yang satu ke surga. Ketika qolam melihat ketiga cahaya ini, ia bertanya, “Ilahi, Apakah cahaya-cahaya ini ?”
Allah menjawab, “Ini adalah cahaya umat Muhammad ‘alahissolatu wassalam. Adapun cahaya yang memancar ke ‘arsy adalah cahaya al-sabiqin, cahaya yang memancar ke kursi adalah cahaya al-muqtasidin dan cahaya yang memancar ke surga adalah cahaya al-‘asin dan az-zolimin di antara mereka”.
Allah memerintahkan pula Qolam menulis “mim”.


Ketika qolam menulisnya, keluarlah darinya cahaya yang lebih terang dan lebih bersinar dari cahaya “ba” dan “sin” sehingga menyinari segala se-suatu dari ‘arsy sampai bumi. Terdiamlah qolam dalam ketakjuban seribu tahun. Setelah itu bertanyalah qolam, “Ya Robbi, Apakah cahaya ini ?”
Allah menjawab, ”Ini adalah Nur Muhammad ‘alaihissolatu wassalam. Dia adalah kekasih-Ku, pilihan-Ku dan rosul-Ku. Ini Sayyid seluruh nabi dan rosul. Dan tidak Aku ciptakan segala sesuatu, kecuali karenanya”.
Ketika Qolam mendengarnya maka berkeinginanlah untuk menyampaikan salam pada Nur Muhammad ‘alahissolatu wassalamu, kemudian meminta idzin melakukannya. Kemudian berkatalah qolam, “Assalamu ‘alaika (salam bagimu) wahai Rosulalloh – wahai Habiballoh dan wahai Nurolloh.
Allah berfirman, “Wahai qolam ! engkau telah menyampaikan salam kepada kekasih dan rosul-Ku padahal ia saat ini tidak ada, sedangkan apabila ia hadir pastilah ia akan menjawab salammu, karena itu Aku jawab padamu karenanya. Bagimu salam dari-Ku wahai qolam”.
Allah memerintahkan qolam menulis Allah Ar-Rohman Ar-Rohim. Bertanyalah qolam, “Ya Robbi, Apakah nama-nama ini bagi-Mu ?”
Allah Yang Maha Tinggi menjawab, “Aku – Allah – untuk as-sabiqin, Aku – Ar-Rohman – untuk al-muqtasidin dan Aku – Ar-Rohim – untuk al-‘asin dan az-zolimin”.
Dalam sebagian keterangan disebutkan bahwa As-Sabiqin adalah orang yang kebaikannya amat banyak – jauh melebihi keburukannya. Al-Muqtasidin adalah orang yang kebaikan dan keburukannya berbanding. Al-‘Asin adalah orang yang keburukannya jauh melebihi kebaikan yang dilakukan.

Pranala luar[]

Luh Mahfuz

  1. Apa itu Luh Mahfuz?
  2. Apakah ada ayat al-Quran dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam yang menyebut mengenai Luh Mahfuz?
  3. Adakah al-Quran yang diturunkan di bumi sama dengan al-Quran yang berada di Luh Mahfuz seperti dalam ayat terakhir surah al-Buruj?
  4. Bagaimana pula dengan perkataan ‘Kitab’ yang disebut dalam surah al-Hajj ayat 70?
Jawapan :
  1. Luh Mahfuz ialah tempat catatan yang ditulis padanya ketetapan sekalian makhluk sehinggalah berlakunya hari kiamat nanti. [Lihat : Syarh al-Aqidah al-Thahawiyah, Ibn Abi al-‘Izz al-Hanafi, hlm. 263]
  2. Luh Mahfuz disebut juga dalam al-Quran sebagai ‘Kitab’. Antaranya ialah surah al-An’aam ayat 38, surah al-A’raaf ayat 37, surah al-Anfaal ayat 68, surah Yunus ayat 61, surah Huud ayat 6 dan banyak lagi. Ia juga disebut sebagai ‘Umm al-Kitab’ seperti dalam ayat 39 surah al-Ra’d dan ayat 4 surah al-Zukhruf. Perkataan ‘Lauh Mahfuz’ pula disebut dalam surah al-Buruuj ayat 22. Kesemua perkataan ‘Kitab’, ‘Umm al-Kitab’ dan ‘Lauh Mahfuz’ ini membawa maksud yang sama. Ayat-ayat yang disenaraikan di atas menyatakan bahawa setiap ketetapan makhluk telah dicatatkan di Luh Mahfuz baik dari sekecil-kecil zarah mahupun yang sebesar-besarnya. [Lihat : Tafsir al-Baghawi untuk kesemua tafsir ayat-ayat di atas]. Manakala hadis pula, ini adalah setakat pencarian saya saja. Ada diriwayatkan satu athar mengenai Luh Mahfuz daripada Ibn ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma : “Sesungguhnya Allah telah menciptakan Luh Mahfuz  daripada mutiara yang putih, helaiannya daripada delima yang merah, penanya dari cahaya, kitabnya dari cahaya, bagi Allah 360 detik padanya, lebarnya adalah di antara langit dan bumi, Allah melihatnya sebanyak 360 pandangan setiap hari, Dia menciptakan, memberi rezeki, mematikan, menghidupkan, memuliakan, menghinakan dan Dia perbuat apa yang Dia kehendaki.” [Diriwayatkan oleh al-Tabarani, al-Hakim dan ad-Dhiya’ al-Maqdisi. Al-Hakim berkata : Isnadnya sahih tetapi al-Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya. Al-Zahabi berkata dalam al-Talkhis : Nama Abu Hamzah itu thabit tetapi dia waahin]. Dan ada lagi beberapa hadis yang menyebut mengenai Luh Mahfuz tetapi ia disebut sebagai ‘al-Zikr’ (riwayat al-Bukhari no. 3019) dan ‘al-Kitab’ (riwayat al-Bukhari no. 3022).
  3. Al-Quran yang diturunkan di bumi sama dengan yang berada di Luh Mahfuz. Beberapa ayat menunjukkan bahawa sebelum al-Quran diturunkan kepada Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam, ia telah tertulis di Luh Mahfuz; ayat 21-22 surah al-Buruuj, ayat 77-78 surah al-Waqi’ah, ayat 11-16 surah A’basa, ayat 4 surah al-Zukhruf. Dari Ibn ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma : ‘Al-Quran diturunkan sekali gus dari langit yang tertinggi ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar, kemudian diturunkan berperingkat-peringkat setelah itu’. Lagi riwayat daripada Ibn ‘Abbas : ‘Al-Quran itu diturunkan sekali gus oleh Allah daripada Luh Mahfuz kepada malaikat di langit dunia…’ [Lihat : Tafsir Ibn Kathir untuk ayat 77-78 surah al-Waqi’ah]. Ibn al-Qayyim rahimahullah menyatakan dalam tafsir ayat 4 surah al-Zukhruf : ‘Dan al-Quran itu telah ditulis oleh Allah di Luh Mahfuz sebelum langit dan bumi tercipta seperti firman Allah yang bermaksud : “(Sebenarnya apa yang engkau sampaikan kepada mereka bukanlah syair atau sihir), bahkan ialah Al-Quran yang tertinggi kemuliaannya; (Lagi yang terpelihara dengan sebaik-baiknya) pada Lauh Mahfuz.” (al-Buruj : 21-22). Para sahabat, tabi’in dan semua Ahlis-Sunnah dan hadis telah bersepakat bahawa setiap perkara yang berlaku sehingga ke hari kiamat telah tertulis di Luh Mahfuz, dan ayat-ayat al-Quran telah membuktikan bahawa Allah telah mencatatkan apa yang Dia lakukan dan katakan di Luh Mahfuz. Dia telah menulis di Luh setiap perbuatanNya dan kalamNya, sesungguhnya ayat ‘Binasalah kedua-dua tangan Abu lahab, dan binasalah ia bersama!’ telah berada di Luh sebelum wujudnya Abu Lahab.’ [Lihat : Bada’i at-Tafsir, Ibn al-Qayyim, 4/131]
  4. Perkataan ‘Kitab’ dalam surah al-Hajj ayat 70 bermaksud Luh Mahfuz seperti yang telah dijelaskan sebelum ini dalam point 2.

Sekian, Allahu’alam.

No comments:

Post a Comment